__
Al-Qur'an online   |   Encyclopedia   |   The Prophet   |   Faith   |   Islam & Morals   |   Community   |   Sharia   |   Discussion Forum
  » Genealogy (Ancestry) 25 Prophet
  » 25 Summary of the Prophet
  1. The Prophet Adam as
  2. The Prophet Idris as
  3. The Prophet Noah as (Nuh)
  4. The Prophet Hud as
  5. The Prophet Salih as (Saleh, Shalih, Shaleh, Sholeh)
  6. The Prophet Abraham as (Ibrahim)
  7. The Prophet Luth as
  8. The Prophet Ishmael as (Ismail)
  9. The Prophet Isaac as (Ishak, Ishaq)
10. The Prophet Jacob as (Ya'qub, Yaqub, Yakub)
11. The Prophet Joseph as (Yusuf)
12. The Prophet Shoaib as (Syu'aib, Syuaib)
13. The Prophet Ayyub as (Ayub)
14. The Prophet Dzulkifli as (Zulkifli)
15. The Prophet Moses as (Musa)
16. The Prophet Aaron as (Harun)
17. The Prophet David as (Daud, Dawud)
18. The Prophet Solomon as (Sulaiman, Sulaeman)
19. The Prophet Elijah as (Ilyas)
20. The Prophet Elisha as (Ilyasa')
21. The Prophet Jonah as (Yunus, Zunnun)
22. The Prophet Zachariah as (Zakaria, Zakariya, Zechariah)
23. The Prophet Yahya as
24. The Prophet Jesus as (Yesus, Isa)
25. The Prophet Muhammad saw
» God (Allah SWT)
» Justice & Welfare
» Al-Qur'an
» The Prophet Muhammad saw
» Destiny
» Death
» The day of Hereafter

Below is being updated
» Angel
» Books of Allah
» The Prophets
» Unity of God (Tauhid)
» Asmaul Husna (Al-Asma Al-Husna)
» Religion Islam
» Morals (Akhlak)
» Grateful
» Jihad
» Fasting
» Lailatul Qadar
» Halal Bihalal
» Mosque

Below is being updated
» Sholat (Shalat)
» Zakat and Sadaqah (Shadaqah, Sedekah)
» Hajj/Haji & Umrah
» Prayer
» Dhikr (Zikir, Dzikir)
» Qibla (Qiblat, Kiblat)
» Purification (Bersuci, Thaharah)
» Confession of Faith (Syahadat)
» Charity
» Human
» Female
» Community
» Colloquy
» Poverty
» Health
» Ukhuwah
» Nationality
» The People
» Time
» Science and Technology

Below is being updated
» Male
» Family
» Orphan
» Marriage
» Food
» Clothing
» Economics
» Art
» Politics

Below is being updated
» Divorcement
» Legacy
» Testament
» Grant
» Sale and Purchase
» Loan
» Treasure
» Pawnshop
» Representation
» Breastfeed
» Agriculture
» Testimony
Search in the Quran about :  
Home   ,   4,317 visitors online
Halal Bihalal
Idul Fitri, Minal 'Aidin wal Faizin
Pemahaman dan Tafsir Al-Quran

DAFTAR ISI
» Idul Fitri
» Halal Bihalal
» Minal 'Aidin wal Faizin
» Pengampunan » Takfir
Referensi

Al-Quran adalah kitab rujukan untuk memperoleh petunjuk dan bimbingan agama. Ada tiga cara yang diperkenalkan ulama untuk memperoleh pesan-pesan kitab suci itu. Pertama, melalui penjelasan Nabi saw, para sahabat beliau, dan murid-murid mereka. Hal ini dinamai tafsir bir-riwayah. Kedua, melalui analisis kebahasaan dengan menggunakan nalar yang didukung oleh kaidah-kaidah ilmu tafsir. Ini, dinamai tafsir bid-dinyah. Ketiga, melalui kesan yang diperoleh dari penggunaan kosa kata ayat atau bilangannya, yang dinamai tafsir bir-riwayah.

Kajian ini akan mencoba mencari substansi halal bihalal melalui Al-Quran dengan menitikberatkan pandangan pada cara yang ketiga.
Tulisan ini akan berpangkal pada beberapa istilah yang lumrah digunakan dalam konteks halal bihalal, yaitu Idul Fitri, halal bihalal, dan Minal 'Aidin wal-Faizin.

IDUL FITRI
Kata 'Id terambil dari akar kata yang berarti kembali, yakni kembali ke tempat atau ke keadaan semula. Ini berarti bahwa sesuatu yang "kembali" pada mulanya berada pada suatu keadaan atau tempat, kemudian meninggalkan tempat atau keadaan itu, lalu kembali dalam arti ke tempat dan keadaan semula.

Apakah keadaan atau tempat semula itu?
Hal ini dijelaskan oleh kata fithr, yang antara lain berarti asal kejadian, agama yang benar, atau kesucian.
Dalam pandangan Al-Quran, asal kejadian manusia bebas dari dosa dan suci, sehingga 'idul fithr antara lain berarti kembalinya manusia kepada keadaan sucinya, atau keterbebasannya dari segala dosa dan noda, sehingga dengan demikian ia berada dalam kesucian.
Dosa memang mengakibatkan manusia menjauh dari posisinya semula. Baik kedekatan posisinya terhadap Allah maupun sesama manusia.

Jika hamba-hamba-Ku (yang taat dan menyadari kesalahannya) bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat, dan memperkenankan permohonan jika mereka bermohon kepada-Ku (QS Al-Baqarah [2]: 186).

Kesadaran manusia terhadap kesalahannya mengantarkan Allah mendekat kepadanya. Pada gilirannya, hal itu akan menyebabkan manusia bertobat. Perlu diingat, bahwa tobat secara harfiah berarti kembali.

Walau bukan kembali dalam konteks memohon ampun, namun dapat diperoleh kesan dari firman-Nya yang menyatakan "Jikalau kamu kembali Kami pun akan kembali" (QS Al-Isra' [l7]: 8), bahwa Allah selalu rindu akan kembalinya manusia kepada-Nya.

Hadis Nabi saw pun menjelaskan bahwa Allah berfirman antara lain : "Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang menemuinya dengan berlari." (HR Bukhari dari Anas bin Malik).
Kegembiraan Allah itu tercermin dari hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw bersabda : "Allah lebih gembira karena tobatnya seseorang".

Dalam konteks hubungan manusia dengan sesamanya, dapat ditarik kesan dari penamaan manusia dengan kata al-Insan. Kata ini --menurut sebagian ulama-- terambil dari kata uns yang berarti senang atau harmonis. Sehingga dari sini dapat dipahami, bahwa pada dasarnya manusia selalu merasa senang dan memiliki potensi untuk menjalin hubungan harmonis antar sesamanya. Dengan melakukan dosa terhadap sesama manusia, hubungan tersebut menjadi terganggu dan tidak harmonis lagi. Namun manusia akan kembali ke posisi semula (harmonis) pada saat ia menyadari kesalahannya, dan berusaha mendekat kepada siapa yang pernah ia lukai hatinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa idul fltri mengandung pesan agar yang merayakannya mewujudkan kedekatan kepada Allah dan sesama manusia. Kedekatan tersebut diperoleh antara lain dengan kesadaran terhadap kesalahan yang telah diperbuat.

HALAL BIHALAL
Kata halal dari segi hukum diartikan sebagai sesuatu yang bukan haram; sedangkan haram merupakan perbuatan yang mengakibatkan dosa dan ancaman siksa.
Hukum Islam memperkenalkan panca hukum yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Empat yang pertama termasuk kelompok halal (termasuk yang makruh, dalam arti, yang dianjurkan untuk ditinggalkan). Nabi saw bersabda, "Abghadu al-halal ila Allah, ath-thalaq" (Halal yang paling dibenci Allah adalah pemutusan hubungan suami-istri).

Jikalau halal bihalal diartikan dalam konteks hukum, sebaiknya kata halal pada konteks halal bihalal tidak dipahami dalam bihalal pengertian hukum.
Dalam Al-Quran, kata halal terulang sebanyak enam kali. Dua di antaranya pada konteks kecaman, yaitu:

Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal. Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu ataukah kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?" (QS Yunus [10]: 59).

Janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidaklah beruntung. (Itu adalah) kesenangan sementara yang sedikit, dan bagi mereka siksa yang pedih (QS Al-Nahl [16]: 116-117).

Kesan apakah yang dapat diperoleh dari ayat ini? Paling tidak, terdapat kecaman terhadap mereka yang mencampurbaurkan antara yang halal dan yang haram. Jika yang mencampurbaurkan saja telah dikecam dan diancam dengan siksa yang pedih, lebih-lebih lagi orang yang seluruh aktivitasnya adalah haram.

Empat halal lainnya yang tersebut dalam Al-Quran mempunyai dua ciri yang sama, yaitu
a. Dikemukakan dalam konteks perintah makan (kulu),
b. Kata halal digandengkan dengan kata thayyibah (baik).


Perhatikan ketiga ayat berikut

Kulu mimma fil ardhi halalan thayyiban (Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi) (QS Al-Baqarah [2]: 168)
Wakulu mimma razaqakamullah halalan thayyiban... (Dan makanlah makanan yang halal lagi baik, dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu) (QS Al-Ma-idah [5]: 88)
Fakulu mimma razaqakumullahu halalan thayyiban (Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu) (QS An-Nahl [16]: 114)

Kata makan dalam Al-Quran sering diartikan "melakukan aktivitas apa pun." Ini agaknya disebabkan karena makan merupakan sumber utama perolehan kalori yang dapat menghasilkan aktivitas. Dengan demikian, perintah makan dalam ayat-ayat di atas bermakna perintah melakukan aktivitas, sedangkan aktivitasnya tidak sekadar halal, tetapi juga harus thayyib (baik). Jika dikembalikan pada empat jenis halal yang diperkenalkan oleh hukum Islam, maka yang makruh tidak termasuk dalam kategori halalan thayyiban.

Al-Quran menyatakan secara tegas cinta Allah (Innallaha yuhib) sebanyak delapan belas kali, yang dapat dirinci sebagai berikut:
Masing-masing sekali untuk at-tawabin (orang yang bertobat), ash-shabirin (orang-orang sabar) dan shaffan wahida (orang yang berada dalam satu barisan/kesatuan).
Masing-masing dua kali terhadap al-mutawakkilin (orang yang berserah diri kepada Allah) dan al-mutathahirin (orang-orang yang menyucikan diri).
Masing-masing tiga kali terhadap al-muttaqin (orang yang bertakwa) dan al-muqsithin (orang yang berlaku adil), dan lima kali terhadap al-muhsinin.

Kesan yang ditimbulkan oleh angka-angka itu paling tidak mengisyaratkan bahwa sikap yang paling disenangi oleh Allah adalah al-muhsinin (orang-orang yang berbuat baik terhadap mereka yang pernah melakukan kesalahan). Hal ini sesuai sekali dengan perintah Al-Quran untuk melakukan perbuatan halal yang baik, tidak sekadar perbuatan halal (boleh), tetapi tidak menghasilkan kebaikan.

Dalam Al-Quran surat Ali-'Imran ayat 134 diisyaratkan tingkat-tingkat terjalinnya keserasian hubungan.
Mereka yang menafkahkan hartanya, baik pada saat keadaan mereka senang (lapang) maupun sulit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan orang-orang yang bersalah (bahkan berbuat baik terhadap mereka). Sesunguhnya Allah menyukai mereka yang berbuat baik (terhadap orang yang bersalah).

Di sini terbaca, bahwa tahap pertama adalah menahan amarah, tahap kedua memberi maaf, dan tahap berikutnya adalah berbuat baik terhadap orang yang bersalah.

MINAL 'AIDIN WAL FAIZIN
Salah satu ucapan populer dalam konteks Idul Fitri ada Minal 'Aidin wal Faizin.

Kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah penggalan sebuah doa dari doa yang lebih panjang yang diucapkan ketika kita selesai menunaikan ibadah puasa yakni : “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin” yang artinya “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) keberuntungan (kemenangan)”.
Sehingga arti sesungguhnya dari “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) keberuntungan (kemenangan)”.

Dari segi bahasa, minal ‘aidin dapat diartikan dengan “(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali”. Kembali di sini dimaksudkan kembali kepada fitrah manusia, yaitu “asal kejadiannya” atau “kesucian”. Bisa juga berarti “agama yang benar”.
Setelah berlalunya Ramadhan, bulan untuk mengasah dan mengasuh jiwa dengan berpuasa, kita saling berharap bisa kembali ke asal kejadian kita, kembali ke dalam keadaan yang suci seperti saat kita dilahirkan dulu, serta bisa kembali mengamalkan ajaran agama yang benar.

Sedangkan kata al-faizin adalah bentuk jamak dari faiz, yang berarti orang yang beruntung. Kata ini terambil dari kata fauz yang berarti keberuntungan. Dalam konteks dan maknanya, ayat-ayat yang menggunakan kata fawz, seluruhnya (kecuali dalam QS 4: 73), berarti “pengampunan dan keridhaan Allah SWT serta kebahagiaan surgawi”. Karena itu, Wal faizin hendaknya dipahami sebagai harapan dan doa, semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh keberuntungan berupa memperoleh ampunan dan ridha Allah swt sehingga kita semua mendapat kenikmatan surga-Nya.

Penghuni surga adalah orang-orang yang beruntung (QS. Al-Hasyr [59]: 20).
Barangsiapa yang dijauhkan --walaupun sedikit-- dari neraka, dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung (QS Ali 'Imran [3]: 185).

Jadi, minal ‘aidin wal faizin adalah doa untuk kita semua, agar kita dapat kembali menemukan jati diri kita dan agar kita bersama memperoleh keberuntungan berupa ampunan, ridha, dan kenikmatan surgawi.

PENGAMPUNAN
Terdapat beberapa istilah yang digunakan Al-Quran untuk menyebutkan pengampunan (pembebasan dosa), dan upaya menjalin hubungan serasi antara manusia dengan Tuhannya, antara lain taba (tobat), 'afa (memaafkan), ghafara (mengampuni), kaffara (menutupi), dan shafah.

Masing-masing istilah digunakan untuk tujuan tertentu dan memberikan maksud yang berbeda.

a. Taubat (Tobat)

Ada dua macam tobat (kembalinya) Allah. Pertama, lahir sebelum lahirnya tobat manusia secara aktual. Ketika itu ia baru dalam bentuk keinginan dan kesadaran tentang dosa-dosanya. Tobat pertama Tuhan ini antara lain tercermin dari firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 186,

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat... (QS. Al-Baqarah [2]: ayat 186)


Kata 'ibadi (hamba-hamba-Ku) baik yang ditulis dengan memakai huruf Ya' (sebanyak 17 kali) maupun tidak (4 kali), semuanya digunakan untuk menunjukkan hamba Allah yang taat atau yang bergelimang di dalam dosa tetapi berkeinginan kembali kepada-Nya. br> Perhatikan firman-Nya:

Masuklah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS Al-Fajr [89]: 29-30).
Wahai hamba-hamba-Ku yang bergelimang dalam dosa (dan telah menyadari dosanya sehingga ingin kembali), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah (QS Al-Zumar [39]: 53)

Surat Al-Baqarah ayat 186 di atas menjelaskan bahwa Allah dekat dengan hamba-hamba-Nya, walaupun mereka masih bergelimang dalam dosa dan maksiat tetapi telah memiliki kesadaran untuk bertobat (untuk kembali).
Allah membuka pintu tobat-Nya, dan memberi taufik kepada mereka yang berdosa, yang terketuk hatinya untuk kembali. Langkah pertama dari tobat Allah ini, antara lain dipahami pula dari redaksi-redaksi fashilat (penutup) ayat-ayat yang berbicara tentang tobat-Nya.

Allah hendak menerangkan kepada kamu dan mengantarmu ke jalan orang-orang sebelum kamu (para Nabi dan orang-orang saleh) dan hendak menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui lagi Bijaksana (QS Al-Nisa' [4]: 261.

Maka barangsiapa bertobat sesudah melakukan kejahatannya, dan memperbaiki diri, sesungguhnya Allah bertobat kepadanya (menerima tobatnya). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Ma-idah [5]: 39).

Penutup surat An-Nisa ayat 26 mengisyaratkan langkah pertama tobat Allah, yang dilakukan-Nya kepada mereka yang diketahui terketuk hatinya atau memiliki kesadaran terhadap dosanya. Langkah tersebut dilakukan oleh Allah karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk bisikan-bisikan hati manusia, dan karena Dia Maha Bijaksana. Dalam posisi inilah Allah memberi petunjuk kepada Adam dengan kalimat-kalimat yang wajar diucapkan untuk memohon ampun, karena betapapun, manusia selalu membutuhkan petunjuk-Nya, lebih-lebih pada saat ia jauh dari Allah SWT

Penutup surat Al-Ma-idah juga berbicara tentang tobat Allah, tetapi kali ini dia benar-benar telah "tobat" (kembali) ke posisi semula. Namun harus disadari bahwa hal ini baru terjadi jika sang hamba yang berdosa bertobat dan memperbaiki diri. Allah mendekatkan diri dan kembali ke posisi semula, disebabkan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

b. Al-'Afw (Maaf)

Kata al-'afw terulang dalam Al-Quran sebanyak 34 kali. Kata ini pada mulanya berarti berlebihan, seperti firman-Nya:

Mereka bertanya kepadamu tentang hal yang mereka nafkahkan (kepada orang). Katakanlah, "al-'afw" (yang berlebih dari keperluan) (QS Al-Baqarah [2]: 219).

Yang berlebih seharusnya diberikan agar keluar. Keduanya menjadikan sesuatu yang tadinya berada di dalam (dimiliki) menjadi tidak di dalam dan tidak dimiliki lagi. Akhirnya kata al-'afw berkembang maknanya menjadi keterhapusan. Memaafkan, berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati.

Membandingkan ayat-ayat yang berbicara tentang tobat dan maaf, ditemukan bahwa kebanyakan ayat tersebut didahului oleh usaha manusia untuk bertobat. Sebaliknya, tujuh ayat yang menggunakan kata 'afa, dan berbicara tentang pemaafan semuanya dikemukakan tanpa adanya usaha terlebih dahulu dari orang yang bersalah. Perhatikan ayat-ayat berikut:

Allah mengetahui bahwa kamu tadinya mengkhianati dirimu sendiri, maka Allah memaafkan kamu (QS Al-Baqarah [2]: 187).
Allah memaafkan kamu, mengapa engkau memberi izin kepada mereka, sebelum engkau mengetahui orang-orang yang benar (dalam alasannya) dan sebelum engkau mengetahui pula para pembohong? (QS Al-Tawbah [9]: 43).

Balasan terhadap kejahatan adalah pembalasan yang setimpal, tetapi barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, ganjarannya ditanggung oleh Allah (QS Al-Syura [42]: 40).

Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada Tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah? (QS Al-Nur [24): 22).

Kesan yang disampaikan oleh ayat-ayat ini adalah anjuran untuk tidak menanti permohonan maaf dari orang yang bersalah, melainkan hendaknya memberi maaf sebelum diminta. Mereka yang enggan memberi maaf pada hakikatnya enggan memperoleh pengampunan dan Allah SWT. Tidak ada alasan untuk berkata, "Tiada maaf bagimu", karena segalanya telah dijamin dan ditanggung oleh Allah SWT

Perlu dicatat pula, bahwa pemaafan yang dimaksud bukan hanya menyangkut dosa atau kesalahan kecil, tetapi juga untuk dosa dan kesalahan-kesalahan besar.

c. Al-Shafh (Lapang Dada)

Kata al-shafh dalam berbagai bentuk terulang sebanyak delapan kali dalam Al-Quran. Kata ini pada mulanya berarti lapang. Halaman pada sebuah buku dinamai shafhat karena kelapangan dan keluasannya.
Dari sini, al-shafh dapat diartikan kelapangan dada. Berjabat tangan dinamai mushafahat karena melakukannya menjadi perlambang kelapangan dada.
Dari delapan kali bentuk al-shafh yang dikemukakan, empat di antaranya didahului oleh perintah memberi maaf.

Apabila kamu memaafkan, dan melapangkan dada serta melindungi, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang (QS Al-Thaghabun [64]: 14).
Hendaklah mereka memaafkan dan melapangkan dada! Apakah kamu tidak ingin diampuni oleh Allah? (QS Al-Nur [24]: 22) .
Maafkanlah mereka dan lapangkan dada. Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan (terhadap yang melakukan kesalahan kepadanya) (QS Al-Ma-idah [5]: l3. Juga baca surat Al-Baqarah [2]: lO9).

Ulama-ulama Al-Quran seperti Ar-Raghib Al-Isfahani menyatakan bahwa al-shafa lebih tinggi kedudukannya dari al-'afw (maaf). Pernyataan yang dikemukakan itu dapat dipahami melalui alasan kebahasaan seperti berikut ini.

Seperti dikemukakan terdahulu dari kata al-shafh lahirlah shafhat yang berarti halaman. Jika Anda memiliki selembar kertas yang ditulisi suatu kesalahan, lantas kesalahan itu ditulis dengan pensil, Anda tentu dapat mengambil penghapus karet untuk menghapusnya. Seperti demikianlah ketika Anda melakukan 'afw (memberi maaf). Seandainya kesalahan pada kertas itu ditulis dengan tinta, tentu Anda akan menghapusnya dengan Tipp Ex agar tidak terlihat lagi, dan di sini Anda melakukan takfir seperti yang akan dijelaskan kemudian. Betapapun Anda menghapus bekas kesalahan, namun pasti sedikit banyak, lembaran tersebut tidak lagi sama sepenuhnya dengan lembaran baru. Malah barangkali kertas itu menjadi kusut. Nah, di sinilah letak perbedaan antara al-shafh yang mengandung arti lapang dan lembaran baru dengan takfir. Al-Shafh menuntut seseorang untuk membuka lembaran baru hingga sedikit pun hubungan tidak ternodai, tidak kusut, dan tidak seperti halaman yang telah dihapus kesalahannya.

Mushafahat (jabat tangan) adalah lambang kesediaan seseorang untuk membuka lembaran baru, dan tidak mengingat atau menggunakan lagi lembaran lama. Sebab, walaupun kesalahan telah dihapus, kadang-kadang masih saja ada kekusutan masalah.

Tadi telah dikemukakan bahwa memberi maaf dilanjutkan dengan perintah al-shafh. Perintah memaafkan tetap diperlukan, karena tidak mungkin membuka lembaran baru dengan membiarkan lembar yang telah ada kesalahannya tanpa terhapus. Itu sebabnya ayat-ayat yang memerintahkan al-shafh tetapi tidak didahului oleh perintah memberi maaf, dirangkaikan dengan jamil yang berarti indah. Selain itu, al-shafh juga dirangkaikan dengan perintah menyatakan kedamaian dan keselamatan bagi semua pihak (perhatikan firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Hijr [15]: 85, serta Al-Zukhruf [43]: 89):

Berlapang dadalah terhadap mereka dengan cara yang baik (QS. Al-Hijri [15]: 85).

d. Al-Ghufran

Al-ghufran terambil dari kata kerja ghafara yang pada mulanya berarti menutup. Rambut putih yang disemir hingga tertutup putihnya disebutkan dengan ghafara asy-sya'ra. Dari akar kata yang sama, lahir kata ghifarah, yang berarti sepotong kain yang menghalangi kerudung sehingga tidak ternodai oleh minyak rambut. Maghfirah Ilahi adalah "perlindungan-Nya dari siksa neraka."

Katakanlah, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan menutupi dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran (3): 31)
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk membedakan yang hak dan yang batil), dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, serta yaghfir lakum (melindungi kamu dari siksa). Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Anfal (8): 29)

Ayat-ayat tersebut memperlihatkan bahwa ghufran (pengampunan atau perlindungan) tidak dapat diperoleh kecuali setelah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat penutupan dosa dan perlindungan dari siksa adalah berbuat kebajikan. Di sini terlihat salah satu perbedaan antara al-'afw (maaf) dengan ghufran. Karena itu, ditemukan ayat yang menggabungkan keduanya, yakni:

Hapuskanlah dosa kami, lindungilah kami, dan rahmatilah kami (QS Al-Baqarah [2]: 286).

TAKFIR
Untuk menutup dosa dengan pekerjaan tertentu, Al-Quran juga menggunakan istilah takfir. Kata ini, terambil dari kata kaffara yang berarti menutup.
Al-Quran menggunakan kata kaffara dengan berbagai bentuknya sebanyak 14 kali (kecuali kaffarat).
Yang empat kali selalu digandengkan dengan syarat melakukan amal-amal saleh, atau upaya meninggalkan dosa-dosa besar.

Apabila kamu menghindari dosa-dosa besar yang dilarang untuk melakukannya, akan Kami tutupi kesalahan-kesalahanmu (QS Al-Nisa' [4]: 3l).
Orang-orang yang beriman dengan beramal saleh pasti Kami tutupi kesalahan-kesalahan mereka ... (QS Al-'Ankabut [29]: 7)
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, ditutupi kesalahan-kesalahannya (QS Al-Taghabun [64]: 9).

Dari sini dapat dipahami bahwa dosa-dosa kecil seseorang dapat ditoleransi oleh Allah SWT akibat adanya amal-amal saleh yang menutupinya .

Dalam konteks ini Nabi saw berpesan: "Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, dan susulkanlah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR At-Tirmidzi melalui sahabat Nabi Abu Dzar).

Demikian sedikit kesan yang dapat diperoleh dari ayat-ayat Al-Quran berkaitan dengan halal-bihalal/maaf memaafkan.


Referensi
  • Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.



Tags: Halal Bihalal, Alqur, #039;an Al Kareem, Justice-and-welfare-faith, Pts-ptn, nnya, Mushafahat (jabat tangan) adalah lambang kesediaan seseorang untuk membuka lembaran baru dan tidak mengingat atau menggunakan lagi lembaran lama, Sebab walaupun kesalahan telah dihapus kadang kadang masih saja ada kekusutan masalah, Tadi telah dikemukakan bahwa memberi maaf dilanjutkan dengan perintah al shafh, Perintah memaafkan tetap diperlukan karena tidak mungkin membuka lembaran baru de, Idul Fitri, Minal 'Aidin wal Faizin Justice-and-welfare-faith, Pts-ptn, justice and welfare faith, pts-ptn.net
 
Select Language :   ID   EN  
Quran Index/Keywords
▪ hide ▪ show

hide ▪ show
Quran Tafseer & History

Topics/Chapters in Quran
▪ hide ▪ show

hide ▪ show
Quran Surah / Verse
sort according:
Surah Number | Surah Name
1. Al-Faatihah -- 7
2. Al-Baqarah -- 286
3. Aali 'Imran -- 200
4. An-Nisaa' -- 176
5. Al-Maaidah -- 120
6. Al-An'aam -- 165
7. Al-A'raaf -- 206
8. Al-Anfaal -- 75
9. At-Taubah -- 129
10. Yuunus -- 109
11. Huud -- 123
12. Yuusuf -- 111
13. Ar-Ra'd -- 43
14. Ibraahiim -- 52
15. Al-Hijr -- 99
16. An-Nahl -- 128
17. Al-Israa' -- 111
18. Al-Kahfi -- 110
19. Maryam -- 98
20. Thaahaa -- 135
21. Al-Anbiyaa' -- 112
22. Al-Hajj -- 78
23. Al-Mu'minuun -- 118
24. An-Nuur -- 64
25. Al-Furqaan -- 77
26. Asy-Syu'araa -- 227
27. An-Naml -- 93
28. Al-Qashash -- 88
29. Al-'Ankabuut -- 69
30. Ar-Ruum -- 60
31. Luqmaan -- 34
32. As-Sajdah -- 30
33. Al-Ahzaab -- 73
34. Sabaa' -- 54
35. Faathir -- 45
36. Yaasiin -- 83
37. Ash-Shaaffaat -- 182
38. Shaad -- 88
39. Az-Zumar -- 75
40. Al-Mu'min -- 85
41. Fushshilat -- 54
42. Asy-Syuura -- 53
43. Az-Zukhruf -- 89
44. Ad-Dukhaan -- 59
45. Al-Jaatsiyah -- 37
46. Al-Ahqaaf -- 35
47. Muhammad -- 38
48. Al-Fath -- 29
49. Al-Hujuraat -- 18
50. Qaaf -- 45
51. Adz-Dzaariyaat -- 60
52. Ath-Thuur -- 49
53. An-Najm -- 62
54. Al-Qamar -- 55
55. Ar-Rahmaan -- 78
56. Al-Waaqi'ah -- 96
57. Al-Hadiid -- 29
58. Al-Mujaadilah -- 22
59. Al-Hasyr -- 24
60. Al-Mumtahanah -- 13
61. Ash-Shaaff -- 14
62. Al-Jumu'ah -- 11
63. Al-Munaafiquun -- 11
64. At-Taghaabun -- 18
65. Ath-Thalaaq -- 12
66. At-Tahriim -- 12
67. Al-Mulk -- 30
68. Al-Qalam -- 52
69. Al-Haaqqah -- 52
70. Al-Ma'aarij -- 44
71. Nuh -- 28
72. Al-Jin -- 28
73. Al-Muzzammil -- 20
74. Al-Muddatstsir -- 56
75. Al-Qiyaamah -- 40
76. Al-Insaan -- 31
77. Al-Mursalaat -- 50
78. An-Naba' -- 40
79. An-Naazi'aat -- 46
80. 'Abasa -- 42
81. At-Takwiir -- 29
82. Al-Infithaar -- 19
83. Al-Muthaffifiin -- 36
84. Al-Insyiqaaq -- 25
85. Al-Buruuj -- 22
86. Ath-Thaariq -- 17
87. Al-A'laa -- 19
88. Al-Ghasyiyah -- 26
89. Al-Fajr -- 30
90. Al-Balad -- 20
91. Asy-Syams -- 15
92. Al-Lail -- 21
93. Adh-Dhuhaa -- 11
94. Al-Insyirah -- 8
95. At-Tiin -- 8
96. Al-'Alaq -- 19
97. Al-Qadr -- 5
98. Al-Bayyinah -- 8
99. Al-Zalzalah -- 8
100. Al-'Aadiyat -- 11
101. Al-Qaari'ah -- 11
102. At-Takaatsur -- 8
103. Al-'Ashr -- 3
104. Al-Humazah -- 9
105. Al-Fiil -- 5
106. Al-Quraisy -- 4
107. Al-Maa'uun -- 7
108. Al-Kautsar -- 3
109. Al-Kaafiruun -- 6
110. An-Nashr -- 3
111. Al-Lahab -- 5
112. Al-Ikhlaash -- 4
113. Al-Falaq -- 5
114. An-Naas -- 6
 Tuition free of charge
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 Online Registration
 Download Brochures
 Waivers Tuition Application
 Literature
 Job Fairs
 Guide book
 Various Discussions

 Regular Morning College
 Advanced School Program
Info
Executive Lectures (Online Lectures)

Objectives of Operation
Verandah
New Student Admission
Government & 1945 Constitution Supporting Executive Lectures (Online Lectures)
Essential Solutions
Enhance Career or Got New Job
Web List Main
Web List Regular Morning College
Web List Postgraduate School Program
Web List Advanced School
Web List Afternoon / Evening Course

Jobs Set of Web

Site List Encyclopedia
Executive Class Site Network
Graduate Program Site Network


 Various Information
 Sholat Times
 Alqur'an Online
 Psychological Test Questions
Special Link to
Accredited Colleges and Leading
Organizers S1, D3, S2 Program

(Please click below)
STMIKMJ - STMIKMJ Jakarta
IGI - STIE IGI Jakarta
STTM Cileungsi - STIE Cileungsi
STIE WP - STIE Widya Persada
STEI - STEI Yogyakarta
STIE - Hidayatullah Depok
STEBI - Bina Essa
P2KKMPoliteknik Aisyiyah

P2KKMUMPTB Lampung
P2KKMSTIT Al-Hikmah Lampung

P2KKMUniv. Muh. Palangkaraya

P2KKMSTIT Nur Ahadiyah

P2KKMUniv. Nahd. Ulama Kalbar

P2KKMUniv. Nahd. Ulama Kaltim

Langsa -- Aceh :
P2KKMUSCND Langsa

P2KKMUniv. Ubudiyah Indonesia

P2KKMSTIT Hidayatullah
P2KKMIAI Abdullah Said

P2KKMUniv. Amir Hamzah

P2KKMUSM Indonesia
P2KKMUniv. Al-Azhar Medan
P2KKMUniversitas Deli Sumatera

P2KKMUniv. Pejuang Rep. Ind.
P2KKMUniv. of Tech. Sulawesi
P2KKMUniv. of Cokroaminoto
P2KKMITeKes Tri Tunas Nasional

P2KKMUniv. of Patria Artha

P2KKMUniv. Nusantara, Manado
P2KKMSTIE Pioneer Manado
P2KKMUniversitas Parna Raya Manado

P2KKMUniversitas Boyolali

P2KKMUniversitas Duta Bangsa
P2KKMPoliteknik Harapan Bangsa Surakarta
P2KKMPoliteknik Santo Paulus Surakarta

P2KKMUNIBABWI

P2KKMUniv. Muhammadiyah Smrg
P2KKMUNDARIS Semarang
P2KKMUNAKI Semarang
P2KKMUPGRIS Semarang
P2KKMIVET University
P2KKMSTIE Cendekia

P2KKMUNUGHA Cilacap

P2KKMUniv. Muhammadiyah Sby
P2KKMSTIE Pemuda Sby
P2KKMIKIP Widya Darma Sby
P2KKMSTIE Widya Darma Sby
P2KKMSTIE Urip Sumoharjo
P2KKMSTIKES Surabaya
P2KKMSTIE ABI
P2KKMUNUSA
P2KKMWidya Kartika University
P2KKMSTAI Al Akbar Surabaya

P2KKMUniv. Kahuripan Kediri

P2KKMSTAI Muhammadiyah Tulungagung

P2KKMSTIKI Malang
P2KKMSTIE INDOCAKTI
P2KKMSTIE Al Rifa'ie

P2KKMSTIA Bayuangga
P2KKMSTAI Muhammadiyah Probolinggo
P2KKMSTEBI Badri Mashduqi

P2KKMMochammad Sroedji University

P2KKMSTEI JOGJA - STEI Yogyakarta
P2KKMSTIE Mitra Indonesia
P2KKMSTiPsi
P2KKMSTAI Terpadu Yogyakarta
P2KKMUniversitas Mahakarya Asia

P2KKMSTIE Hidayatullah
P2KKMSTIE - GICI A

P2KKMSTMIK-MJ - STMIK Muh. Jkt.
P2KKMUNKRIS - Krisnadwipayana
P2KKMSTTBT - STT Bina Tunggal
P2KKMSTTDB - STT Duta Bangsa
P2KKMSTIE - GICI C
P2KKMSTEBI Global Mulia
P2KKMPelita Bangsa University
P2KKMIndependent University of Indonesia
P2KKMPoliteknik Bhakti Kartini

P2KKMSTMIK-STIKOM Bali
P2KKMPOLNAS Denpasar
P2KKMUniversitas Bali Dwipa
P2KKMPoltek Ganesha Guru Singaraja

P2KKMSTIE Ganesha
P2KKMSTT Yuppentek
P2KKMITB Ahmad Dahlan
P2KKMUniv. Tangerang Raya
P2KKMSTIA Maulana Yusuf
P2KKMSTIH Gunung Jati
P2KKMSTIE PPI Balaraja

P2KKMUNSUB - Universitas Subang

P2KKMSTIT Al-Hidayah Tasikmalaya

P2KKMSTIE Walisongo
P2KKMSTT Walisongo

P2KKMUniv. Islam Al-Ihya

P2KKMSTT Dr. Khez Muttaqien

P2KKMIMWI Sukabumi

P2KKMSTIH Dharma Andigha
P2KKMNusantara Technology University

P2KKMSTT Muhammadiyah Cileungsi

P2KKMSTT Mandala, Bandung
P2KKMSTT Bandung
P2KKMSTIE Gema Widya Bangsa
P2KKMUniversity of Insan Cendekia Mandiri
P2KKMHalim Sanusi University
P2KKMIslamic Unity University
P2KKMSTEBI Bina Essa

P2KKMSTIH Dharma Andigha

P2KKMISTA - Institut ST Al Kamal
P2KKMSTIE IGI - Inter. Golden Inst.
P2KKMUniv. Mpu Tantular A - Jakbar

P2KKMU M J - Univ. Muh. Jkt

P2KKMFISIP UMJ - Univ. Muh. Jkt.
P2KKMFTan UMJ - Agroteknologi
P2KKMSTIE Trianandra Jakarta
P2KKMSTIE - GICI B
P2KKMSTIE Ganesha
P2KKMSTIMAIMMI Jakarta
P2KKMTanri Abeng University

P2KKMUMHT - Univ. MH. Thamrin
P2KKMFE UMHT - FE MH. Thamrin
P2KKMFASILKOM UMHT
P2KKMUNKRIS - Krisnadwipayana
P2KKMITBU - Inst. Tek. Budi Utomo
P2KKMSTIE Trianandra Jakarta
P2KKMSTMIK Muh. Jkt - Matraman
P2KKMSTMIK Muh. Jkt - Ciracas
P2KKMUniv. Mpu Tantular A - Jaktim
P2KKMSTT Sapta Taruna
P2KKMIAI Al-Ghurabaa Jakarta

P2KKMSTT Dr. Khez Muttaqien

P2KKMISIF - Institut Studi Islam Fahmina

P2KKMSTEBI Global Mulia

P2KKMSTIKes Sapta Bakti
P2KKMSTAI Miftahul ulum

P2KKMPoltekkes Kerta Cendekia

P2KKMPelita Raya Institute


KPT ~ Higher Education Consultants

Framer Links
click below
AFF ASEAN Cup
Whole References

 
@ al-quran.pts-ptn.net
1. ISTA Jakarta - Institute of Science and Technology Al Kamal Jakarta - Campus ISTA : Jl. Raya Al Kamal No.2, Kedoya Selatan, Tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(satu area dengan Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya (Al Kamal))
2. Universitas Muhammadiyah Jakar - University of Muhammadiyah Jakarta - Campus : Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat Jakarta Selatan 15419
3. ITBU Jakarta - Budi Utomo Jakarta Institute of Technology - Campus ITBU : Jl. Raya Mawar Merah No. 23, Pondok Kopi, Perumnas Klender, Jakarta Timur 13460
4. UNKRIS Jakarta - University of Krisnadwipayana Jakarta - Campus UNKRIS : Jl. Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta Timur 13077
gilland-ganesha.web.id  |  mh-thamrin.web.id  |  villa-gilland.web.id  |  mkom-ign.web.id  |  kuliahkaryawan.my.id  |  p2k.istn.ac.id  |  buddhidharma.web.id  |  utmj.web.id  |  stmikjakarta.web.id  |  s2-stmikjakarta.web.id
__